Dalam upaya memastikan bahan kimia yang berbahaya ada di tempat kerja, maka
perlu dilakukan identifikasi awal.
Identifikasi awal
dapat dilakukan berdasarkan pada:
1. Data
bahan kimia yang diterima oleh pihak gudang.
2.
Bahan kimia yang biasa dipergunakan oleh suatu tempat kerja.
3.
Proses yang ada.
Identifikasi awal
yang dilakukan secara umum memakai format berikut:
1. Nama
bahan kimia:
Keperluan untuk ini jelas, tetapi nama populer ataupun nama merek harus di
berikan sebagaimana nama kimianya. Hal ini seperti asam asetil salisilat yang
berarti aspirin bagi ahli kimia, tidak membingungkan operator yang telah
berpengalaman. Contoh lain adalah H2S bagi ahli kimia berarti hidrogen sulfida
bagi insinyur, kalsium hipoklorit sama dengan kapur klor, fenol menjadi asam
karbolat, dan soda kue menjadi soda bikarbonat.
2. Apa
kondisi fisiknya?
Obyek ini untuk menentukan secara sederhana apakah bahan kimia yang diterima
berbentuk padat,cair, atau gas- bukan sifat fisik secara umum. Juga harus
diperhatikan pada kondisi apa suatu bahan kimia berbentuk padat,cair, atau gas.
Misalnya natrium hidroksida (NaOH) yang dapat dibeli sebagai padatan di drum
atau larutan kuat di tankker atau drum; karbon dioksida dapat dibeli sebagai
padatan,cairan, atau gas. Secara umum, panas masuk atau panas keluar diperlukan
untuk pengubahan bentuk, sehingga identifikasi ini menentukan bagaimana dan
dimana bahan kimia harus disimpan. Apakah matahari dan panas mempengaruhi?
Apakah bahan itu akan membeku bila dibiarkan terbuka? Bila berbentuk padat,
apakah berupa bubuk ? Perhatian harus diberikan jika bahan disimpan dalam
bentuk yang stabil, seperti karbon dioksida yang disimpan dalam bentuk padat.
Bahaya dapat terjadi karena beberapa hal, seperti temperatur yang naik dengan
cepat karena kebakaran.dan emisi yang cepat karena kebocoran. Bila berupa
cairan, kemana mengalirnya kebocoran? Dapatkah aliran dari drum ke lubang
penampung (damp ground), atau membuat korosi internal bila disimpan dalam waktu
lama?
3.
Apakah beracun?
·
Apakah
menyebabkan akut?
·
Apakah
menyebabkan kronis?
·
Apakah
masuk melalui saluran makanan?
·
Apakah
masuk melalui pernapasan?
·
Apakah
masuk melalui absorpsi?
·
Apakah
kadar toksisitas dapat segera ditentukan?
·
Berapakah
nilai Ambang Batas (MAC) nya?
Klarifikasi antara kadar racun dengan bahaya harus dimengerti dengan jelas.
Kadar racun bahan kimia adalah satu dari sipat-sipat alami nyang tidak dapat
dihilangkan bila bahan kimia tersebut tetap sama rumus bangunnya, tetapi bahaya
ditentukan oleh frekuensi dan lamanya pemaparan dan konsentrasi bahan kimia.
Cedera tidak akan terjadi tanpa pemaparan konsentrasi yang diberikan dan
rancangan dan operasi proses bahan kimia yang menentukan banyaknya
pemaparan,konsentrasi dan lain-lain. Karenanya, dengan rancangan yang benar dan
penanganan yang aman, bahaya dapat dihilangkan atau tanda-tanda potensinya
dapat diredakan.
Karena penggunaannya yang sangat umum, hampir dapat dikatakan bahwa semua
mengetahui bahwa asam sulfat pekat merupakan cairan korosif yang dengan cepat
dapat menghancurkan jaringan badan dan membuat luka bakar. Meskipun demikian,
ratusan ton asam sulfat dimanipulasi,ditransfer, dan disimpan setiap hari tanpa
bahaya yang besar. Hal ini disebabkan sifat-sifat racunnya telah diketahui dan
difahami dan cara-cara pencegahan kecelakaannya telah dibuat. Hasil; kontak
dengan asam sulfat terjadi dengan cepat dan akut, tetapi meskipun benzene dalam
kuantitas sedikit dikulit tidak merupakan hal yang berbahaya, efek akumulatif
dari sifat-sifatnya dapat memicu anemia yang serius dan kematian.
Aspek lanjutan dari pertanyaan mengenai kadar racun dapat segera ditentukan
dan apakah Nilai Ambang Batas (NAB) yang dinyatakan dalam bagian per juta, yang
menyatakan kondisi yang karyawan dapat terpapar setiap hari tanpa mengalami
efek yang berarti. Tetapi, peringatan harus diberikan bahwa NAB, dalam konteks
yang benar, hanya dapat dinterpretasikan dengan benar oleh personil yang
terlatih dalam higiene industri, dan tidak boleh digunakan sebagai:
·
Indeks
relatif atas bahaya atau kadar racun;
·
Alat
evaluasi pada gangguan polusi udara;
Perkiraan potensi racun pada pemaparan terus-menerus yang tidak berhenti.Meskipun
bahaya yang terditeksi sebagai bau tidak dapat diyakinkan benar, tetapi tidak
ada keraguan bahwa bau khas dari beberapa bahan kimia merupakan indikasi yang
jelas akan adanya bahan kimia tersebut, meskipun bukan konsentrasinya. Berikut
ini adalah bahaya dari pemantauan dengan orang. Sebagai contoh, bau dari klorin
(Cl2 ) dapat dikenali dengan tercium pada konsentrasi yang
sangat kecil, dan karena tidak ada efek iritasi yangnyata dalam waktu cepat,
maka tidak ada tindakan perbaikan. Tetapi konsentrasi maksimum yang
diperbolehkan untuk klorin di udara adalah satu bagian klorin per satu juta
bagian udara untuk delepan jam pemaparan, dan konsentrasi terkecil yang dapat
terditeksi oleh manusia pada umumnya adalah tiga sampai empat bagian klorin per
satu juta bagian udara. Hal ini menunjukkan bahwa bila klorin tercium berarti
ada instalasi yang perlu diperbaiki.
4.
Berapakah:
- Densitas uap?
- Tekanan uap?
- Titik beku?
- Specific Gravity?
- Kelarutan dalam air?
Pengetahuan atas kelima karakter fisik di atas memberikan fakta dan
informasi yang terpisah dan berharga. Semua cairan akan menguap, tetapi
kecepatan penguapannya tergantung pada suhu dan tekanan; secara umum cairan panas
menguap lebih cepat daripada cairan dingin. Tekanan uap cairan dan larutan
harus diperhatikan, terutama pada suhu ruang. Hal ini sangat penting bila
menyimpan drum berisi cairan berbahaya. Kebocoran dari beberapa bahan kimia,
dapat menimbulkan bahaya. Perbandinga berat jenis antara uap/gas dengan udara
menunjukkan apakah uap pada suhu normal (0° C) dan tekanan normal (76cm-Hg)
lebih padat atau lebih renggang daripada udara; karena uap itu akan naik ke
atmosfir atau turun. Sebagai contoh adalah petroleum yang memiliki berat jenis
2,5. Kebocoran petroleum, setelah menguap pada suhu normal, membentik uap
cenderung bergerak sepanjang permukaan. Beberapa kondisi yang mempengaruhi
seperti kecepatan angin dan suhu sekitar membantu petrpleum menyebar cukup jauh
dari lubang inpeksi, tetapi uap petroleum bergerak disepanjang lubang,
menghasilkan atmosfir mudah meledak yang dapat menghasilkan bencana hanya
dengan adanya letikan api.
Pentingnya pengetahuan tentang specfic grafvity terlihat nyata saat
menentukan tindakan yang hrus diambil saat menghadapi kebocoran besar.
Perbandingan berat jenis bahan kimia dengan berat jenis air menunjakan apakah
bahan kimia akan mengambang di atas air atau tenggelam. Semua cairan bocor
diarahkan mencapai saluran buang, dan ledakan dibawah tanah akibat kontaminasi
oleh cairan sangat mudah terbakar dapat membuat kerusakan hebat di area yang
luas. Bahan tersebut contohnya adalah petroleum memiliki berat jenis 0,80,
sehingga bocoran akan mengambang di atas air. Karenanya air tidak direkomendasikan
sebagai bahan pemadam untuk kebakaran petroleum cair, karena air akan tenggelam
di bawah petroleum, dan dengan naiknya volume cairan, maka akan cenderung
memperlebar area kebakaran. Membiarkan petroleum keluar kesaluran buang hanya
akan meningkatkan bahaya.
Sebaliknya, bila cairan karbon disulfida yang sangat mudah terbakar,
memiliki titik nyala yang rendah dan titiok bakar yang rendah, memiliki specific
gravity 1,26 terbakar, maka dapat dikendalikan dengan menggunakan air
yang cukup.
Bila bahan kimia dapat larut dalam air, kebocoran apapun akan mudah
bergabung karena dapat dijenuhkan dengan air dan setelah pencegahan yang layak
telah dilakukan, dapat dikeluarkan ke sistem efluen.
Sehubungan dengan kemampuan pelarutan bahan kimia ke dalam air, harus pula
diperhatikan bahaya yang mungkin terjadi pada beberapa bahan kimia. Beberapa
kasus pernah terjadi yang menimbulkan cedera serius yang timbul akibat masuknya
air ke dalam wadah kosong berbagai bahan kimia menyebabkan reaksi yang hebat.
Sebagai contoh adalah fosfor klorida yang bukan bahan kimia korosif, tetapi
setelah kontak dengan air atau uap air, akan bereaksi hebat, melepas panas dan
uap klorosif asam klorida. Contoh lain adalah sejumlah natrium sianida dengan
air di saluran buang. Reaksi antara natrium sianida dengan air di saluran buang
memperbesar volume gas asam sianida yang mematikan. Bahan kimia seperti asam
sulfat jika bercampur dengan air akan menghasilkan uap air yang cukup untuk
menyebabkan semburan. Karenanya, kemempuan suatu bahan kimia untuk larut dalam
air memerlukan penanganan yang tepat.
5. Apa
bahan yang inkompatibilitas?
Beberapa bahan kimia bereaksi hebat dengan bahan kimia lain dan bahan-bahan
yang berhubungan tersebut disebut inkompatibel. Sebagai contoh adalah asetilene
yang akan bereaksi hebat dengan klorin, Sehingga kecelakaan yang memungkinkan
bergabingnya dua bahan kimia tersebut harus dicegah. Sama halnya dengan asam
nitrat yang tidak boleh dibawa sampai kontak dengan cairan yang mudah terbakar.
Bahaya sesungguhnya dari inkompatibilitas terjadi akibat kesalahan dalam
melakukan asesmen, sehingga saat beberapa bahan kimia dibawa bersama-sama
dengan kurang hati-hati, terjadi reaksi hebat, dan merusak pabrik dan
personilnya. Kemungkinan akibat pencampuran yang tidak direncanakan harus
selalu diawasi.
Bahan inkompabilitas lain adalah oksidator dan reduktor. Beberapa bahan
kimia yang tidak terbakar mampu membantu dengan baik pembakaran saat
berkombinasi dengan bahan kimia lain yang menghasilkan oksigan dalam jumlah
yang besar. Tidak hanya atmosfir dengan cepat dipenuhi oleh oksigen, tetapi
panas reaksi mungkin cukup untukj membuat pembakaran dan kebakaran dapat
terjadi. Oksidsi adalah kombinasi oksigen bahan kimia denga bahan lain; dapat
cepat atau lambat, dan bahan yang dengan cepat dapat memberikan oksigennya ke
bahan lain disebut oksidator, seperti asam nitrat (HNO3), mangan
oksida (MnO2), hidrogen peroksida (H2O2 ),
dan asam kromat (CrO3).
Sebaliknya, bahan yang mengambil oksigen dari senyawa dan kombinasinya
disebut reduktor, seperti hidrogen, karbon,hidrokarbon, bahan organik, dan
lain-lain.
Oksidasi dan reduksi adalah proses yang berlawanan yang selalu terjadi
bersamaan, dan bahan yang inkompatibilitas seperti kalium permanganat
(KmnO4 ), yang merupakan oksidator kuat, bila tergabung dengan
bubuk alumunium, yang merupakan reduktor kuat, dengan cepat mengibah
sifat-sifat alamiahnya dengan memperlihatkan bahwa kedua bahan tidak boleh
disimpan berdekatan.
6.
Apakah bahan mudah terbakar atau sangat mudah terbakar?
- Berapa titik nyalanya?
- Berapa batas LEL dan UEL nya?
- Berapa titk bakarnya?
7. Tipe
pemadam api apa yang harus digunakan?
8. Alat
pelindung diri apa yang harus digunakan?
9.
Sistem pencegahan lain?
Proses yang ada,
selain proses yang sudah fix, yang berpotensi menyebabkan bahaya akibat bahan
kimia antara lain adalah:
1.
Pengelasan dalam ruang terbatas ( confined space), seperti di dalam tangki;
akan menghasilkan NO, ozon, uap logam.
2.
Pengelasan , bila logam yang akan di las telah dibersihkan dengan
chlorinated hydrocarbon (seperti CC4 ); akan menghasilkan NO,
ozon, uap, fosgene,HC1.
3.
Dekomposisi bahan organik; akan menghasilkan hidrogen sulfida,
amoniak,metana,CO2.
4.
Asam klorida, HC1, bila disimpan dalam wadah baja ‘pickle’ , tidakhanya
pengetahuan bagaimana menangani asam itu sendiri, tetapi juga evolusi hidrogen
dalam proses dan sisa bahan yang tidak diinginkan karena tertinggal di wadah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar